Lensa kontak selama ini hanya diketahui untuk orang yang memiliki mata minus atau plus. Tapi generasi baru dari lensa kontak tak hanya untuk mata minus dan plus. Setidaknya ada 7
penyakit yang bisa diatasi dengan lensa kontak.
Lensa kontak biasanya digunakan sebagai pengganti kacamata agar penglihatannya tetap jelas dan terang. Seiring perkembangan teknologi, kini lensa kontak juga bisa digunakan untuk membatasi permasalahan mata yang serius hingga
penyakit migrain dan diabetes.
Seperti dikutip dari
Dailymail, Rabu (21/4/2010) ada beberapa penyakit yang bisa dibantu pengobatannya dengan menggunakan kontak lensa terkini, yaitu:
Lensa kontak berwarna merah telah dikembangkan untuk meringankan penderitaan seseorang dari migrain. Lensa kontak ini berfungsi untuk menyaring gelombang cahaya yang berlebihan memberikan rangsangan pada reseptor retina (jaringan yang sensitif terhadap cahaya) yaitu jaringan ini terletak di lapisan permukaan dalam mata yang dapat mengekibatkan sakit kepala.
Dr Richard arrison dari San Jacinto Methodist Hospital di Texas baru-baru ini melakukan uji coba pada 33 pasien migrain yang punya riwayat ketakutan akan foto (photopobia) akibat sensitiviats berlebih dari cahaya. Lensa merah ini disisipkan selama serangan akut sehingga bisa mengurangi rasa nyeri. Selain itu lensa ini juga diberikan pada olahragawan sehingga dapat menyaring sinar matahari.
Para peneliti di University of Western Ontario, Kanada telah menciptakan lensa yang secara kimia dapat bereaksi terhadap glukosa yang ditemukan pada air mata. Lensa ini dapat memonitor kadar gula darah dan setiap perubahan yang terjadi ditandai dengan mengubah warna. Pengukuran ini akan jauh lebih efisien dan mengurangi metode invasif.
Prof John Stein dari Oxford University memperkirakan bahwa satu dari tiga penderita disleksia dapat dihindari dengan menggunakan filter warna pada lensa kontaknya. Karena beberapa diantaranya dapat membaca dengan lebih baik jika teks muncul dengan latar belakang berwarna dan bukan putih yang dapat menimbulkan kebingungan. Lensa kontak ini akan menyaring frekuensi cahaya warna sehingga bisa mengubah warna cahaya yang memudahkan penderita untuk mendeteksi.
Tim riset dari University of New South Wales di Sydney telah menggunakan sel induk sebagai master sel dengan kemampuan untuk mengubah menjadi tipe sel lainnya pada lensa kontak untuk mengobati penyakit kornea. Sel batang dari tiga penderita penyakit kornea dipindahkan dan ditumbuhkan pada lensa kontak.
Lensa kontak yang sudah berlapis sel batang ini dimasukkan ke mata selama tiga minggu. Selama waktu itu, sel-sel induk akan berpindah dari lensa dan mulai menyembuhkan kornea yang rusak. Dengan menggunakan prosedur ini maka akan mengurangi jumalh pendonor kornea mata dan tidak akan ada sel-sel yang ditolak.
Lensa kontak yang dilengkap dengan obat-obatan seperti vitamin E bisa digunakan untuk mengobati penyakit mata yang umum. Para ilmuwan dari University of Florida telah mengembangkan lensa kontak yang dapat menggantikan penggunaan obat resep selama periode beberapa minggu. Di dalam lensa kontak ini ditanamkan partikel obat yang akan lebih efisien daripada tetes mata, karena hanya 1 dari 5 persen obat tetes mata yang mencapai kornea.
Mata terdiri dari jaringan pembuluh darah sehingga bisa dijadikan indikator untuk mengungkapkan kondisi kesehatan mata. Ilmuwan di University of Washington, AS mengembangkan lensa kontak bertenaga surya dengan komputer mikroskopik. Dengan begitu kondisi kesehatan bisa diukur dari permukaan mata. Secara potensial alat ini bisa menggantikan tes darah dignostik seperti anemia, diabetes, tingkat kolesterol, tiroid, ginjal dan fungsi hati.
Lensa kontak ini dipakai saat malam hari untuk membantu orang yang sulit melihat saat malam hari (rabun ayam) akibat kornea yang terlalu melengkung atau bola mata yang terlalu panjang. Lensa ini membantu menekan kornea dan mengurangi kelengkungan, sehingga saat memusatkan cahaya langsung menuju retina dan membantu pasien untuk melihat di malam hari.
SUMBER DETIK HEALT
0 komentar:
Posting Komentar